Sepuluh Hal Menarik Dari Roberto Baggio

HISTORYOFSOCCER.COMRoberto Baggio seolah menarik diri dari dunia sepakbola yang membesarkannya. Meski demikian fans-nya, dan publik sepakbola dunia, akan selalu mengenangnya. Ia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Itali, tapi tiga kali gagal memenangkan Piala Dunia akibat adu penalti. 

Gambar 1. Roberto Baggio

Sejak 16 Mei 2004, atau ketika kali terakhir bermain, Roberto Baggio seperti lenyap dari dunia sepakbola. Fans sepakbola Italia hanya bisa mengingat saat-saat terakhir ketika dia meninggalkan lapangan Stadion San Siro, dan 80 ribu penonton memberikan overwhelming applause. Usai pertandingan, pemain AC Milan dan Brescia - klub terakhir yang dibela Baggio - memberikan salam perpisahan. 

Baggio muncul lagi di depan publik, bukan untuk bermain, ketika menemani Stefano Borgonovo - rekannya di Fiorentina yang menderita penyakit amyotrophic parallel sclerosi - menyaksikan pertandingan amal. Laga amal itu digelar untuk mengumpulkan dana bagi penelitian penyakit yang diderita Borgonovo. 

Kesibukan sehari-hari pemain berjuluk Il Divin Codino ini adalah bertukar individualized organization dengan fansnya lewat situs pribadi dan blog yang diluncurkan pada 18 Februari 2007, saat dia berulang tahun ke-40. Baggio tidak pernah memperlihatkan keinginan kembali menekuni sepakbola; menjadi pelatih, sibuk di manajemen salah satu klub, atau sekadar menjadi komentator televisi. 

Ia masuk dalam European XI untuk laga amal Hope Indian Ocean Tsunami pada 15 Februari 2005 di Nou Camp, Barcelona, tapi menolak hadir. Terdapat kesan ia menjauh dari lapangan sepakbola, kecuali untuk hal-hal yang dianggapnya khusus dan penting. 

Meski terkesan bersembunyi dari keriuhan stadion dan media massa, Baggio adalah sosok bersejarah dalam sepakbola Italia dan dunia. Berikut sepuluh hal menarik yang dikenang penggemarnya di seluruh dunia. 

10. Lahir di Caldogno, Venete, 18 Februari 1967. Bergabung di klub lokal pada usia sembilan tahun. Mencetak enam gol dalam satu pertandingan, yang membuat scout Antonio Mora membujuknya untuk bermain bersama Vicenza. Tahun 1982 ia memulai kariernya di Vicenza, klub yang berlaga di Serie C1 Italia. 

9. Pindah ke Fiorentina tahun 1985, dan memulai debutnya di Serie An Italia pada 21 September 1986 dalam laga melawan Sampdoria. Ia mencetak gol pertamnya di untuk La Viola pada 10 Mei 1987 ke gawang Napoli. Ia dengan cepat menjadi pemain withering dikultuskan, dan dianggap salah satu pemain terbaik di dunia. 

8. Dijual ke Juventus tahun 1990 dengan harga €12 juta, termahal saat itu. Fans Fiorentina mengamuk di jalan-jalan Florence, 50 orang terluka. Baggio memanaskan situasi dengan mengatakan; "Saya dipaksa menerima exchange ini." 

7. Memenangkan trofi Piala UEFA untuk Juventus, dan meraih penghargaan Pemain Terbaik Eropa dan Dunia untuk dirinya. Dua tahun kemudian memenangkan Scudetto pertamanya. 

6. Silvio Berlusconi, director AC Milan, menekan Juventus untuk menjual Baggio. Juve melepasnya, meski saat itu Blackburn Rovers dan Manchester United tertarik memboyongnya. 

5. Menjadi pemain pertama yang memenangkan dua Scudetto berturutan dengan klub berbeda. Belakangan diketahui agennya membuat perjanjian dengan Milan, sebelum Baggio diboyong Juventus. 

4. Baggio tampil di tiga Piala Dunia; 1990, 1994 dan 1998, tapi tak pernah menjuarainya. Di tiga Piala Dunia itu, Italia tersingkir lewat adu penalti. Padahal, 86 persen tembakan penalti Baggio masuk Ia telah 122 kali menembak penalti, 106 kali berhasi. Ia tercatat sebagai pemain yang mencetak gol di tiga Piala Dunia, 

3. Ia mengakhiri karier sebagai pemain yang mencetak 205 gol di Serie An Italia, membuatnya berada di tempat kelima di belakang Silvio Piola, Gunnar Nordahl, Giuseppe Meazza dan José Altafini. Jika ditambah gol-gol di Serie C1, Baggio all out mengoleksi 300 gol, dan menjadi pemain yang mencetak gol terbanyak dalam setengah abad terakhir. Namun ia masih di belakang Piola (364) dan Meazza (338). 

2. Bertengkar dengan banyak manajer klub, dan timnas, yang diungkapkan dalam otobiografi bertajuk Una porta nel cielo. Kebiasannya mengkritik manajer menyebabkan dia tidak diberangkatkan ke Piala Dunia 2002 oleh pelatih Giovanni Trapattoni. 

1. Lahir dari keluarga Roma Katolik, Baggio memilih menjadi pengikut Budha Nichiren dan kini anggota organisasi Soka Gakkai International Buddhist

Belum ada Komentar untuk "Sepuluh Hal Menarik Dari Roberto Baggio"

Posting Komentar

Terima Kasih Berkunjung Ke Blog Kami, Silakan Berkomentar Dengan Bijak. Komentar Spam Dan/Atau Berisi link Aktif, Tidak Akan Di Tampilkan. Terima Kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel